Alhamdulillah,kita telah berjaya menyudahkan separuh dari perjalanan sepanjang bulan Ramadhan ini.Rasa sedih untuk meninggalkan ramadhan kerana sedar diri ini belum mengambil manfaat sebaiknya untuk mengerjakan ibadat semaksimum mungkin.Namun,sepanjang ramadhan kali ini,satu situasi tergempar telah berlaku!!!
Situasi apa???...Bilangan jemaah waktu subuh penuh!!!walaupun bilangan yang menunaikan solat terawih berkurangan,namun itu tidak membawa makna yang besar kerana ia hanyalah ibadat sunat.Namun mereka yang meninggalkan ia langsung,baik jemaah atau bersendirian,dah rugi pahala dah.Yang paling mengejutkan,bilangan jemaah subuh 'maintain'...masih penuh walaupun ada sedikit berkurangan.Kalau nak dibandingkan dengan bulan2 yg laen,jemaah subuh boleh dikira senang2 je...kadang2 tu satu saf je...
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]
”Barang siapa yang melaksanakan shalat isya’ secara berjamaah maka ia seperti shalat malam separuh malam. Dan barang siapa melaksanakan shalat subuh secara berjamaah maka ia seperti shalat malam satu malam penuh.” (HR.Muslim)
Apa resipi kejayaan ini???kenapa bulan ramadhan je kita boleh mencapai kejayaan sebegini?jawapan nya.....
"Makan sarapan sebelum subuh"
Seharusnya kita mampu untuk makan 'breakfast' sebelum subuh setiap hari,bukan bulan ramadhan je.Bayangkan,macam2 kite bleh buat lepas selesai subuh berjemaah...sebelum nak pergi kerja,pergi kelas,pergi sekolah.Pastikan semua tugasan diperiksa kali terakhir,membaca/menghafaz al-Quran,dll.Kalau boleh elakkan dari tido balik...salah satu sebab,bila kita dah bangun(solat subuh) lepas tu tido balik...bila kita bangun badan akan rasa lesu jadi x bersamangat nak buat tugasan harian kita.
Ada cerita dari seorang ulama kota New York bernama Syamsi Ali. Sudah lama beliau tinggal di komunitas yahudi kota itu. Suatu ketika beliau mengikuti sebuah acara orang-orang yahudi yang diadakan. Entah acara apa namanya. Yang pasti disana banyak orang yahudi berkumpul tidak terkecuali para rahib (pendeta yahudi) mereka.
Saat sesi tertentu dua rahib saling bercakap. terdengar mereka sedang membicarakan tentang kaum muslimin beserta kemungkinan bersatunya mereka. “kita harus waspada dengan shalat jum’atnya umat islam” kata seorang rahib. “Kenapa?” tanya rahib lain. “Shalat jum’at bisa digunakan oleh kaum muslim untuk saling berkoordinasi dan merencanakan strategi guna menghadapi kita” rahib pertana kembali berkata. “kita harus mengawasi mereka saat shalat jum’at berlangsung” tambahnya.
Mendengar kekhawatiran sang kawan, rahib kedua tertawa. Kemudian berkata “jangan khawatir saudaraku, shalat jum’at bukanlah ukuran bahwa kaum muslim telah bersatu. Saat itu jumlah mereka memang berlipat, tapi tidak kuat. Mereka sebenarnya terpecah”. Sambil mendekatkan kepalanya ke telinga sang rahib kedua ini berbisik “kita justru harus mengkhawatirkan shalat subuh mereka, umat islam akan menjadi penghalang yang kuat manakala shalat subuh mereka sama dengan shalat jum’atnya”
Mari kita sama2 jadikan bersahur sebagai 'breakfast' kita setiap hari...
Akhirulkalam...